Sejumlah Fakta Terapi Plasma Konvalesen untuk Covid-19
Sejumlah Fakta Terapi Plasma Konvalesen untuk Covid-19
Terapi plasma darah konvalesen mampu menjadi tidak benar satu pilihan penyembuhan untuk infeksi Covid-19. Studi terbatas menyatakan terapi plasma darah konvalesen menopang pemulihan pasien Covid-19 bersama suasana tertentu.
Bandar Bola
Terapi plasma konvalesen merupakan metode penyembuhan memanfaatkan antibodi yang terkandung di plasma darah. Antibodi ini diambil dari pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 selanjutnya disuntikkan ke tubuh orang lain yang terinfeksi Covid-19. Diharapkan antibodi yang sudah terbentuk dari pendonor atau penyintas mampu melawan virus di tubuh orang yang masih terinfeksi.
Berikut sejumlah fakta perihal terapi plasma konvalesen
1. Terapi sudah digunakan sejak lama
Terapi plasma darah konvalesen sudah digunakan lama. Terapi ini sudah dicoba untuk penanganan Spanish Flu pada 1908, SARS, MERS, Ebola dan influenza H5N1.
2. Cukup safe untuk Covid-19
Terapi plasma konvalesen dinilai cukup safe untuk pasien Covid-19.
“Cukup ‘aman’ (tak ada pengaruh samping nyata),” tulis Peneliti Eijkman Institute Profesor David H. Muljono dalam presentasi perihal plasma konvalesen untuk Covid-19 yang di terima CNNIndonesia.com, Rabu (30/12).
Di negara lain, terapi ini belum menjadi standar penyembuhan dan diperbolehkan dalam wujud uji klinik.
3. Peran plasma konvalesen dalam penyembuhan Covid-19
Menurut David, plasma konvalesen berperan sebagai antibodi spesifik, imunomodulator atau tingkatkan proses imunitas, albumin, dan faktor pembekuan.
4. Donor plasma
Tak seluruh donor plasma penyintas Covid-19 mampu digunakan untuk pasien yang masih terinfeksi. Dibutuhkan uji kelayakan dan termasuk keselarasan bersama penerima donor. Pemberian donor termasuk wajib memiliki interval yang sependek barangkali yakni tidak lebih dari 14 hari setelah sembuh.
5. Efek
Terapi plasma darah disebut lebih bermanfaat untuk pasien bersama tanda-tanda tengah hingga berat.
“Pemberian plasma konvalesen lebih bermanfaat bagi pasien bersama derajat tengah hingga berat, dibanding pasien bersama suasana kritis,” anggapan dari presentasi David.
Menurut David, wajib dilaksanakan uji klinis pada pasien derajat tengah hingga berat untuk beroleh pola respons pada pertolongan plasma konvalesen untuk memastikan protokol penyembuhan penderita Covid-19.