Cegah Penyakit Demensia dengan Menghindari Faktor Risiko Ini – Apakah Kamu kerap komsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak? Ataupun, apakah Kamu kerap terhampar pencemaran hawa? Bila Kamu menanggapi‘ betul’ pada kedua persoalan itu, hingga Kamu tercantum ke dalam kalangan yang lebih rentan kepada penyakit demensia.
Suatu harian yang diterbitkan The Lancet pada Juli kemudian melaporkan kalau mengkonsumsi alkohol kelewatan serta paparan pencemaran hawa ialah 2 dari 3 aspek resiko terkini demensia. Sebaliknya satu aspek resiko lebihnya merupakan luka kepala. Dalam harian yang bertajuk Dementia prevention, intervention, and care: 2020 report of the Lancet Commission ini, ketiga aspek resiko demensia di atas diucap bagaikan modifiable, yang berarti bisa diganti ataupun dimodifikasi bila kita mengganti style hidup jadi lebih segar. Ketiga aspek resiko terkini ini memenuhi 9 aspek resiko penyakit demensia yang lain yang sudah dituturkan 3 tahun kemudian oleh periset harian yang serupa, persisnya dalam Lancet Commission on dementia prevention, intervention, and care life- course bentuk of nine factors( 2017).
Tangkal penyakit demensia dengan menjauhi aspek risikonya
Demensia merupakan sebutan biasa yang dipakai buat kehabisan ingatan, bahasa, keahlian menuntaskan permasalahan, serta bermacam keahlian berasumsi yang lain yang bisa mengusik kehidupan tiap hari. Dengan bonus 3 aspek resiko terkini, saat ini terdapat 12 aspek resiko demensia yang membuat seorang jadi lebih rentan kepada penyakit ini. Faktor- faktor itu mencakup:
1. Tingkatan pembelajaran yang rendah
Suatu riset menarangkan kalau pembelajaran bisa menolong otak meningkatkan lebih sinapsis( synapses), yang ialah calo antara sel- sel otak yang bawa data. Alibi yang lain merupakan orang dengan tingkatan pembelajaran yang besar mengarah mempunyai style hidup yang lebih segar dibanding banyak orang dengan tingkatan pembelajaran kecil.
2. Bludrek ataupun titik berat darah tinggi
Beberapa riset waktu jauh membuktikan kalau bludrek ataupun titik berat darah besar di umur catok berumur merupakan aspek kunci yang bisa tingkatkan resiko seorang meningkatkan demensia di setelah itu hari, spesialnya tipe demensia vaskuler.
3. Kendala pendengaran
Para pakar mengatakan kalau terdapat ikatan kokoh antara kendala rungu dengan penyakit demensia. Kendala rungu enteng dikira tingkatkan resiko bertumbuhnya demensia jadi 2 kali lebih besar. Di bagian lain, kendala rungu lagi serta akut tiap- tiap tingkatkan resiko bertumbuhnya demensia jadi 3 serta 5 kali lebih besar.
4. Merokok
Kerutinan merokok bisa tingkatkan resiko bermacam penyakit kardiovaskuler, semacam stroke ataupun pendarahan yang lebih kecil dalam otak, yang pula ialah aspek resiko dari demensia. Tidak hanya itu, bermacam toksin dalam asap rokok pula berkontribusi dalam tingkatkan tekanan pikiran oksidatif serta peradangan, yang keduanya dihubungkan dengan bertumbuhnya penyakit Alzheimer.
5. Obesitas
Kegemukan sering berhubungan dengan kenaikan resiko penyakit demensia. Bersumber pada suatu riset dalam International Journal of Epidemiology, banyak orang yang hadapi kegemukan di umur catok berumur mempunyai peningkatkan resiko demensia sebesar 30 persen, dibanding banyak orang yang indikator massa badannya dalam jenis wajar. Resiko ini bisa lebih besar pada perempuan.
6. Depresi
Suatu riset yang diterbitkan pada harian Neurology menarangkan banyak orang yang mempunyai pertanda tekanan mental mengarah hadapi penyusutan penting dalam keahlian mengenang serta berasumsi.
7. Tidak sering bergerak
Dalam suatu riset yang dipulikasikan dalam The BMJ, kerutinan tidak sering beranjak ataupun berolahraga mempunyai hubungan dengan kenaikan resiko bertumbuhnya demensia pada orang berusia yang tidak aktif serta mempunyai penyakit kardiometabolik. Walaupun begitu, kebiasan tidak sering beranjak ini tidak kontan jadi pemicu demensia ataupun penyakit Alzheimer.
8. Diabetes
Diabet bisa menimbulkan beberapa komplikasi, salah satunya merupakan kehancuran pada pembuluh darah. Oleh sebab itu, penyakit ini dikira bagaikan aspek resiko dari demensia vaskuler. Jenis demensia ini terjalin dampak kehancuran otak yang diakibatkan oleh tertutup ataupun terhalanginya penyebaran darah ke otak.
9. tidak sering bersosialisasi ataupun melaksanakan kontak sosial
Banyak orang yang tidak sering bersosialisasi ataupun melaksanakan kontak sosial mengarah lebih kesepian. Bersumber pada suatu riset dalam Archives of General Psychiatry, orang yang kesepian mempunyai resiko 2 kali lebih besar dalam meningkatkan jenis demensia yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer.
10. Mengkonsumsi alkohol dengan cara berlebihan
Komsumsi alkohol dengan cara kelewatan dalam waktu jauh bisa menimbulkan kehancuran otak serta tingkatkan resiko bertumbuhnya penyakit demensia pada seorang.
11. Paparan pencemaran udara
Pencemaran hawa sudah dijadikan fokus sebagian riset yang mangulas kendala kognitif serta resiko demensia. Dari bermacam riset itu, ditemui fakta kalau partikel- partikel kecil pencemaran hawa bisa masuk ke dalam otak, namun belum dapat dipaparkan seluruhnya kedudukan elemen itu kepada kemajuan demensia pada orang.
12. Luka kepala
Sebagian jenis luka kepala bisa tingkatkan resiko seorang buat meningkatkan penyakit Alzheimer ataupun jenis demensia yang lain di setelah itu hari. Faktor- faktor yang tingkatkan resiko ini mencakup umur dikala luka kepala terjalin serta keparahan luka kepala yang dirasakan. Semacam yang sudah dipaparkan tadinya, 12 aspek resiko penyakit demensia ini merupakan modifiable, ialah bisa diganti serta dijauhi dengan style hidup yang lebih segar, semacam giat olahraga, komsumsi santapan segar, menghindari rokok, sampai menjauhi paparan pencemaran hawa serta resiko luka kepala. Dengan menjauhi faktor- faktor resiko di atas, tentu keahlian kognitif serta berasumsi kita bisa terpelihara walaupun telah merambah umur petang.